Penyebab Smartphone Lemot / Lelet Ini Masalahnya..!!!

masalah smartphone, yutaka sugih, maket creator

Keluhan terkait smartphone yang bekerja lamban atau “lemot” menjadi hal umum yang dialami oleh pengguna perangkat pintar. Fenomena ini seringkali membuat pengalaman menggunakan smartphone menjadi kurang menyenangkan, bahkan menghambat produktivitas sehari-hari. Memahami berbagai faktor yang menjadi biang keladi perlambatan kinerja perangkat dapat membantu pengguna mengoptimalkan penggunaan smartphone mereka.

Penyebab Smartphone Lemot / Lelet Ini Masalahnya..!!!

  1. Penyimpanan yang Hampir Penuh

    Kapasitas penyimpanan yang hampir mencapai batas maksimum menjadi penyebab utama perlambatan kinerja smartphone. Sistem operasi smartphone membutuhkan ruang kosong untuk menjalankan proses-proses penting, termasuk file sementara yang dibuat saat menjalankan aplikasi.
    “Idealnya, setidaknya 20% dari total kapasitas penyimpanan smartphone harus tetap kosong untuk menjaga kinerja optimal,” jelas Dhani Wicaksono, teknisi senior di pusat layanan perangkat elektronik Jakarta. Menurutnya, penumpukan file-file tidak terpakai seperti cache aplikasi, pesan-pesan lama, dan foto-foto cadangan yang sudah tersimpan di cloud secara tidak sadar memenuhi ruang penyimpanan dan memperlambat perangkat.
    Survei terhadap 1.200 pengguna smartphone di lima kota besar Indonesia pada 2023 mengungkapkan bahwa 67% responden hanya memeriksa kapasitas penyimpanan perangkat mereka ketika muncul notifikasi “Penyimpanan Hampir Penuh” atau saat memasang aplikasi baru.

  2. RAM yang Terbatas dan Aplikasi Berjalan di Latar Belakang

    Random Access Memory (RAM) menjadi komponen penting yang menentukan kemampuan multitasking smartphone. Perangkat dengan kapasitas RAM terbatas akan kesulitan menangani banyak aplikasi yang berjalan secara bersamaan.
    “Smartphone dengan RAM 3GB atau kurang yang menjalankan sistem operasi terbaru akan mengalami perlambatan signifikan bila pengguna tidak rutin menutup aplikasi yang tidak digunakan,” papar Anindita Pratiwi, pengamat industri teknologi mobile. Data dari Asosiasi Pengembang Aplikasi Indonesia menunjukkan peningkatan kebutuhan RAM rata-rata aplikasi mobile sebesar 12% setiap tahun sejak 2020.
    Kebiasaan membiarkan aplikasi tetap aktif di latar belakang menjadi kontributor utama masalah ini. Aplikasi-aplikasi seperti media sosial, layanan pesan instan, dan aplikasi navigasi terus mengkonsumsi sumber daya sistem meski tidak sedang digunakan secara aktif.

  3. Sistem Operasi dan Aplikasi yang Tidak Diperbarui

    Pembaruan sistem operasi dan aplikasi tidak hanya membawa fitur baru, tetapi juga perbaikan bug dan optimasi performa. Menunda pembaruan dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan penurunan kinerja perangkat secara keseluruhan.
    Penelitian yang dilakukan oleh Laboratorium Keamanan Digital Surabaya menemukan bahwa smartphone yang menjalankan versi sistem operasi berusia lebih dari satu tahun tanpa pembaruan menunjukkan penurunan kecepatan respons hingga 23% dibandingkan perangkat serupa dengan sistem operasi terbaru.
    “Banyak pengguna enggan memperbarui sistem karena khawatir perangkat lama mereka akan semakin melambat setelah pembaruan. Padahal, dalam banyak kasus, pembaruan justru membawa perbaikan performa untuk perangkat generasi lama,” jelas Prof. Budiman Hartanto, pakar teknologi informasi dari Institut Teknologi Bandung.

  4. Malware dan Aplikasi Berbahaya

    Infeksi malware seringkali luput dari perhatian namun berdampak signifikan pada kinerja smartphone. Program jahat ini bekerja diam-diam, menguras sumber daya perangkat tanpa sepengetahuan pengguna.
    Badan Siber dan Sandi Negara mencatat peningkatan 28% kasus infeksi malware pada perangkat mobile sepanjang 2023, dengan hampir 40% kasus berasal dari aplikasi yang diunduh dari sumber tidak resmi atau tautan mencurigakan.
    “Malware modern dirancang untuk tetap tersembunyi sambil mengeksploitasi sumber daya perangkat. Beberapa jenis malware bahkan dapat menyamar sebagai proses sistem yang sah, sehingga sulit terdeteksi oleh pengguna awam,” ungkap Rudi Setiawan, peneliti keamanan siber dari Universitas Indonesia.

  5. Terlalu Banyak Widget dan Fitur Animasi

    Widget di layar utama dan efek animasi berlebihan pada sistem operasi smartphone modern menawarkan pengalaman visual menarik, namun dengan harga berupa konsumsi sumber daya yang tinggi.
    “Widget yang menampilkan informasi real-time seperti cuaca, berita, atau media sosial terus-menerus memperbarui data dan memerlukan koneksi internet aktif, yang berdampak pada kinerja dan baterai,” kata Maya Kusuma, desainer pengalaman pengguna dengan pengalaman 12 tahun di industri teknologi.
    Hasil pengujian yang dilakukan oleh majalah Digital Consumer pada 2023 menunjukkan bahwa smartphone dengan lebih dari lima widget aktif di layar utama mengalami waktu respons aplikasi 15-20% lebih lambat dibandingkan perangkat serupa tanpa widget.

  6. Siklus Penggunaan yang Panjang

    Smartphone, seperti perangkat elektronik lainnya, mengalami penurunan performa seiring bertambahnya usia penggunaan. Komponen hardware seperti prosesor dan memori flash memiliki batas siklus operasional tertentu.
    “Pengguna smartphone di Indonesia cenderung menggunakan perangkat selama 2-3 tahun sebelum menggantinya dengan model baru. Pada tahun kedua, penurunan performa perangkat sekitar 15-20% dianggap normal,” jelas Dr. Haryanto, peneliti teknologi konsumen dari Universitas Gadjah Mada.
    Fenomena ini menjadi lebih terasa ketika sistem operasi dan aplikasi terus berkembang dengan tuntutan spesifikasi yang semakin tinggi, sementara hardware perangkat tetap sama.

  7. Pengaturan Latar Belakang yang Boros Sumber Daya

    Berbagai fitur smartphone modern, meski menawarkan kenyamanan, berpotensi menguras sumber daya sistem jika diaktifkan secara bersamaan. Fitur seperti sinkronisasi data otomatis, layanan lokasi, animasi sistem, dan pembaruan aplikasi otomatis dapat berjalan di latar belakang tanpa disadari pengguna.
    “Banyak pengguna tidak menyadari bahwa pengaturan default perangkat mereka mungkin dioptimalkan untuk pengalaman terbaik, bukan untuk efisiensi kinerja,” ungkap Irfan Mahendra, konsultan optimasi sistem mobile. Ia menambahkan bahwa 82% pengguna smartphone tidak pernah menyesuaikan pengaturan sistem mereka setelah mengaktifkan perangkat untuk pertama kali.

 

Solusi Mengatasi Smartphone Lemot

  • Menghadapi masalah smartphone lemot memerlukan pendekatan menyeluruh. Beberapa langkah praktis yang dapat dilakukan antara lain:
  • Membersihkan penyimpanan secara rutin dengan menghapus aplikasi tidak terpakai, cache, dan file sementara. Aplikasi pembersih terpercaya dapat membantu proses ini menjadi lebih mudah.
  • Menutup aplikasi yang tidak digunakan dan membatasi jumlah widget di layar utama. Pembiasaan ini sederhana namun berdampak signifikan pada performa perangkat.
  • Melakukan pembaruan sistem operasi dan aplikasi secara berkala untuk mendapatkan perbaikan bug dan optimasi performa terbaru.
  • Memeriksa keberadaan malware dengan aplikasi keamanan terpercaya. Dua kali pemeriksaan setiap bulan menjadi frekuensi yang direkomendasikan pakar keamanan digital.
  • Melakukan reset pabrik secara berkala, idealnya setahun sekali, untuk mengembalikan kondisi sistem ke pengaturan awal yang optimal. Tentu saja, cadangkan data penting sebelum melakukan langkah ini.

“Merawat smartphone tidak jauh berbeda dengan merawat kendaraan. Pemeriksaan rutin dan perawatan preventif dapat mencegah masalah serius dan memperpanjang usia pakai perangkat,” saran Gunawan Wibisono, pendiri komunitas pengguna teknologi Surabaya. Dengan memahami berbagai penyebab smartphone lemot dan menerapkan langkah-langkah pencegahan yang tepat, pengguna dapat mengoptimalkan kinerja perangkat mereka dan menikmati pengalaman digital yang lebih lancar dan menyenangkan.

 

Baca juga artikel terkait dari sumber lainnya : Penyebab smartphone lemot

Loading

 
×
×

Cart